Sejarah Mesopotamia: Peradaban Besar Tertua di Dunia

Revolusi Neolitikum telah mengubah peradaban dunia secara fundamental, yang paling utama adalah manusia mulai meninggalkan cara bertahan hidup sebagai pemburu dan sekedar pengumpul makanan, pada masa ini manusia mulai mengetahui cara bertani dan beternak.

Hal ini mulai menyebabkan terbentuk nya jenis peradaban yang lebih tinggi. Menurut catatan sejarah peradaban pertama yang memulai masa Revolusi Neolitikum ialah Mesopotamia, berasal dari bahasa Yunani dari kata “Mesos (Tengah)” dan Patmos (Sungai), yang artinya “daerah diantara sungai-sungai”. Sungai yang dimaksud adalah sungai Trigis dan sungai Eufrat.

Mesopotamia memiliki tanah yang subur, sebuah daratan yang membentuk busur besar dari perbatasan pegunungan antara Turki dan Syria melalui Irak ke Pegunungan Zagros Iran. Di sanalah, manusia pertama kali belajar bagaimana cara menggunakan roda dan bajak dan juga cara mengendalikan banjir serta membangun kanal irigasi. Daerah itu menjadi oasis raksasa, yang dianggap sebagai Taman Surga.

Berabad-abad lamanya Mesopotamia telah menjadi pusat akulturasi terbesar yang pernah ada karena telah terjadi migrasi besar ke arah Mesopotamia dari berbagai arah seperti Arabia dan Mesir. Maka tidaklah heran jika Mesopotamia menjadi daerah yang memiliki banyak keragaman contohnya dalam hal Hukum, hukum yang berlaku adalah “hierarchies of deities” yakni hukum “Para Dewa” baik yang bersifat Indigenos maupun Imigran.

Sebagai daerah yang melahirkan tiga agama modern besar di dunia – Yudaisme, Kristen, dan Islam – Timur Tengah telah lama menarik perhatian sejarawan. Namun baru pada abad ke-19, penggalian dan penelitian yang sistematis membuka mata dunia terhadap seni dan arsitektur luar biasa dari tanah kuno di antara dua sungai tersebut.

Para ahli sejarah menjelaskan bahwa di Mesopotamia telah terjadi pertumbuhan kebudayaan yang melahirkan banyak perkampungan kemudian berubah menjadi kota-kota kecil disepanjang Mesopotamia seperti Erech, Eridu, Lagash, Ur, Nippur dan yang lainnya, ada yang menyebutkan sekitar  abad 3500 SM danada juga yang berpendapat sekitar 4000 tahun SM. Akan tetapi sistem tata Negara baru terbentuk pada awal millennium ke-3 SM.

Jika dilihat time line Mesopotamia, maka daratan yang dikenal sebagai Iraq ini memiliki pola peradaban yang sangat panjang.

Waktu Peradaban
3500 SM Lahirnya Kota-kota kecil di Mesopotamia

(Bangsa Sumeria)

3200 SM Huruf dan Gambar mulai dikenal (Piktografi)
3000 SM Kelahiran Penulisan bahasa Sumerian
2800 SM Kisah Gilgamesh
2600 SM Lahirnya raja-raja di kota Ur
2400 SM Tulisan-tulisan Kuno
2300 SM Sumerian tergabung dalam kekuasaan King Sargon ( Bangsa Akkad)
2200 SM Ekspansi Dinasti Akkad sekaligus masa kemundurannya
2100 SM Ur menjadi Ibu Kota sekaligus Dinasti Baru
2000 SM Dinasti Ur dihancurkan oleh Elamites dan Amorites
1900 SM Bahasa dan penulisan Akkad mulai digunakan
1800 SM Massa-masa Hammurabi
1600 SM Babylonia direbut Bangsa Hitti
1200 SM Bangsa Assyiria menguasai Mesopotamia
500 SM Mesopotamia Bagian dari Bangsa Persia
400 SM Alexander Agung menaklukan Persia
300 SM – 500 M Tumbuhnya Kerajaan-kerajaan baru
600 M Islam Masuk

Dari Timeline diatas dapat dilihat bahwa Mesopotamia memiliki tiga Peradaban bangsa besar yaitu :

  1. Bangsa Sumeria; bangsa yang pertama kali memasuki dan menakhlukkan wilayah Mesopotamia. Masa ini sudah mempunyai tatanan kepemerintahan yang terkoordinir, masyarakat yang hidup dengan cara bertani, dan sudah mengenal tulisan. Tulisan dari bangsa Sumeria disebut dengan “Tulisan Paku”.
  2. Bangsa Akkadia; bangsa yang telah mengalahkan kekuasaan bangsa Sumeria dan mengadopsi budaya bangsa Sumeria, sehingga muncullah kebudayaan baru yakni “Sumer Akkad” yang berbahasa Semit.
  3. Bangsa Amori (Babilonia); masa puncak kejayaan Babilonia yaitu pada masa Raja Hammurabi. Hammurabi yang pertama kali mencetuskan sebuah Undang-Undang yang mengatur tatanan hidup masyarakat pada waktu itu atau “Codex Hammurabi”.
  4. Bangsa Assyiria; pada millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil sebagai kekuatan politik terbukti ketika mereka barhasil menundukkan bangsa Mitanni, Hitties, Alcahien. Tukulti-Ninurta I, termasuk salah satu raja Assyiria yang paling terkemuka terutama ketika memerangi Babylon. Namun ketika bangsa Asyiria lengah, Babilonia mudah untuk merebut dan menguasai wilayah Mesopotamia kembali. Namun bukan lagi disebut dengan Imperial Babilonia melainkan “Babilonia Baru”.

Sistem Kepercayaan

Bangsa Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Maka, kepercayaan yang dianut bangsa ini pun menjadi sebuah dasar dari kepercayaan-kepercayaan bangsa yang menguasai Mesopotamia lainnya. Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa. Pertama kali bangsa Sumeria masuk ke wilayah Mesopotamia, mereka sudah memiliki system kepercayaan. Yang mana bangsa Sumeria sudah menyebah para Dewa (Politheisme). Hingga bangsa Babilonia semasa kejayaannya mengadopsi kepercayaan tersebut.

Sistem dari peradaban Mesopotamia yang dianut yaitu, ketika suatu Imperial menguasai wilayah Mesopotamia maka seluruh Imperial atau bangsa yang lain harus mengikuti apa yangn di perintah oleh Raja dari Imperial tertinggi, baik itu mengenai system kepemerintahan maupun system keyakinan. Bangsa Babilonia sejak masa purbanya sampai pada masa perkembangannya menganut faham keTuhanan yang Politeistik. Sekalipun faham ini cukup lama di anut bangsa Babilonia, tetapi bangsa itu tidak mmpu merubah faham dan kepercayaannya. Dewa pertama atau dewa tertinggi adalah dewa Marduk. Selain itu ada dewa-dewa alam yang mereka sembah yakni: Enlil (Dewa Bumi)          Ea (Dewa Air)                Anu (Dewa Langit)            Sin  (Dewa Bulan)Samas (Dewa matahari) Ereskigal (Dewa Kematian),

Di jelaskan pula, bahwa masyarakat Mesopotamia harus selalu memenuhi kewajibannya kepada Dewa, yaitu: Memberikan Dewa Rumah ( kuil ) Patung dewa harus berpakaian mahal Harus mengelolah tanah dan memasak untuk para Dewa dari jagung dan buah-buahan yang dittanam di tanah kuil dan kebun. Harus merayakan Festival untuk menyengakan para dewa Salah satu kepercayaan agama Sumeria adalah bahwa kehidupan dibumi adalah kehidupan hakiki, tidak ada kebahagiaan dan kesenangan setelah dibumi.

Sementara kehidupan kedua mirip dengan kematian sekalipun bukan kematian yang sebenarnya, kehidupan tersebut adalah tempat kembali setiap manusia, tidak ada perbedaan antara yang baik dengan yang jahat siapapun tidak dapat mengelak hal itu, kecuali Dewa. Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di daerah Mesopotamia.

Tetapi ketika bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia, berkembanglah ajaran agama Persia. Kitab Suci Awesta ini merupakan firman-dewa dengan perantara nabi diturunkan kepada bangsa Persia.

Peninggalan Peradaban Mesopotamia

Seni rupa Mesopotamia menyaingi Seni rupa Mesir Kuno baik dari segi kemegahan, kecanggihan, maupun tingkat kerumitannya di kawasan barat Eurasia sejak milenium ke-4 SM sampai wilayah itu ditaklukkan Kekaisaran Akhemeniyah Persia pada abad ke-6 SM. Peninggalan seni rupa Mesopotamia sebagian besar berupa berbagai jenis patung batu dan tanah liat yang sangat tahan lama sifatnya; hanya sedikit peninggalan berupa lukisan yang mampu menyintasi zaman, namun peninggalan-peninggalan itu menyiratkan bahwa lukisan-lukisan Mesopotamia umumnya berupa pembubuhan warna pada pola-pola hiasan geometris dan tumbuh-tumbuhan, meskipun sebagian besar patung-patung juga diwarnai.

White Temple dan ziggurat, Uruk (modern Warka), Iraq, ca. 3200-3000 SM

 

Patung Priest
Arca, 980 SM
Pahatan Pematung, Babylon, 300 SM