Pada suatu masa, di tengah hutan terdapat seekor tikus yang tengah asyik bermain. Ia bernyanyi dan berkeliling sangat riang. Sehingga ia tidak menyadari bahwa sudah sangat jauh dengan rumah. Sesudah sangat jauh dari rumah, sang tikus pun baru sadar. Ia pun langsung memilih untuk pulang ke rumahnya namun ia malah tersesat di hutan.
Ketika ia sedang dalam keadaan bingung mencari jalan pulang, ia justru terjebak di sarang harimau. Ia menyaksikan ada harimau jantan yang tengah tidur lelap dan si tikus pun merasa ketahkutan. Karena saking paniknya melihat harimau, ia berlari dan tanpa sengaja menginjak kaki harimau.
Akhirnya harimau terbangun dah marah karena terganggu istirahatnya. Tikus tersebut akhirnya ditangkap dengan kukunya yang tajam. Ia pun berusaha melepaskan diri dan memohon kepada harimau untuk melepaskannya.
Namun sang harimau tetap saja tidak mau melepaskan tikus tersebut dan berkata bahwa ia merasa sangat marah apabila ada yang mengganggunya. Tidak begitu jauh dari tempat tersebut, terdapat seekor kancil yang tengah minum di tepi sungai.
Ia terkejut melihat kejadian itu. Dan basa basi kepada harimau. Namun harimau justru malah ingin memakan kancil. Namun, dengan cepat ia berkata,
“Kenapa aku harus takut kepadamu sementara aku adalah raja hutan di sini. Jika kau tidak percaya, tanyalah langsung kepada penasihatku. Penasihatku adalah orang yang saat ini ada di dalam cengkramanmu. Ia adalah penasihat yang amat disegani di hutan ini. Maka aku tidak akan memaafkanmu jika terjadi apa-apa dengan penasihatku”
Harimau pun terpengaruh oleh ucapan si kancil. Harimau kemudian bertanya kepada tikus kebenaran yang dikatakan oleh kancil. Dan tikuspun sadar bahwa kancil berbohong untuk menolongnya. Ia pun berkata,
“Ia benar, kancil adalah saja hutan ini. Dan aku menjadi penasihat dia. Kancil sangat ditakuti dan disegani di hutan ini oleh seluruh binatang. Apabila tidak percaya, silahkan bertanya langsung kepada seluruh hewan dihutan ini”
Harimau akhirnya takut dengan ucapan tikus namun tetap saja tidak menunjukkan rasa takutnya. Akhirnya, kancil pun kebingungan bagaimana cara untuk membuktikan kekuatannya kepada harimau. Akhirnya ia berusaha tenang dengan kepandaiannya sekalipun sesungguhnya ia merasa takut.
Ia pun berkata bahwa ia baru saja mengalahkan harimau sebesar harimau tersebut. Dan itu membuat harimau merasa sangat takut. Ia pun meminta kancil untuk membuktikan perkatannya bahwa kepala harimau yang dia habisi masih ada di pinggiran rungai.
Akhirnya, kancil membawa harimau ke sumur yang gelap dan dalam. Namun ia tidak nampak karena ada pantulan dari sinar matahari. Ia pun diminta untuk melihat kepala harimau di dalam sumur. Alhasil, ia pun mengintip dan ternyata kepala harimau itu benar-benar ada.
Padahal sebenarnya di dalam sumur tersebut tidak ada apa-apa. Hanya saja harimau melihat cerminan kapalanya sendiri. Melihat hal itu, harimau langsung lari ketakutan dari berlari. Dan tikuspun bebas dari cengkraman harimau lantaran pertolongan dari kancil yang sangat cerdik itu.