Banyak para ahli sosiologi yang membahas tentang perkembangan masyarakat, termasuk perkembangan kota. Diantaranya Lewis Mumford, dia merupakan seorang sosiolog dan sejarawan Amerika Serikat. Salah satu yang menjadi fokus Lewis Mumford adalah mengenai urbanisasi dan dampaknya terhadap masyarakat. Dalam salah satu bukunya The Culture of Cities, Lewis Mumford membagi perkembangan kota kedalam 6 bentuk, yaitu:
1. Eopolis
Menurut Lewis Mumford eopolis merupakan bentuk kota yang menempati suatu pusat dari daerah pertanian dengan adat-istiadat yang bercorak kedesaan dan serba sederhana. Di Indonesia mungkin kita bisa mengambil contoh bentuk kota eopolis seperti daerah Badui di Jawa Barat. Dimana masyarakatnya masih menunjung tinggi nilai adat yang meraka anut serta pertanian menjadi sumber penghidupan masyarakatnya.
2. Polis
Kata polis berasal dari zaman Yunani dan Romawi dimana kota merupakan pusat hidup keagamaan dan pemerintahan. Bentuknya saja semacam benteng yang kuat; di dalamnya terdapat tempat khusus untuk peribadatan, pasar yang ramai yang bertalian erat dengan kegiatan macam industri kecil. Penduduknya terdiri atas beragam tukang dengan macam keahliannya. Ada pula berbagai lembaga pendidikan, tempattempat hiburan dan stadion besar untuk olahraga. Jenis kota ini banyak di Indonesia yang mana karateristiknya sesuai dengan yang digambarkan olwh Lewis Mumford.
3. Metropolis
Metropolis merukan kota besar yang mana menurut Lewis Mumford kota ini dimana bertemunya orang-orang dari berbagai bangsa untuk berdagang, tukar menukar harta, budaya dan agaman. Juga terdapat percampuran perkawinan antar bangsa dan ras yan gmengakibatkan munculnya filafat dan kepercayaan baru. Selain bentuk kota yang bagus secara fisik atau infrastruktur kota ini memiliki permasalahan di dalam masyarakatnya yaitu ketimpangan ekonomi. Perbedaan yang mencolok antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin. Contoh dari kota ini di Indonesia adalah jakarta dan beberapa kota besar lainnya.
4. Megalopolis
Megalopolis merupakan bentuk lebih tinggi dari metropolis. Di Indonesia istilah megalopolis lebih dikenal dengan megapolitan. Megalopolis merupakan kelompok dari metropolis yang memiliki area berkelanjutan dibidang trasnportasi umum, ekonomi, sumberdaya, ekologi , dll. Namun yang menjadi sorotan dari Lewis Mumford adalah gejala sosiopatologi banyak terjadi di kota megalopolis ini. Satu pihak menguasai kekayaan dan kekuasaan serta birokrasi yang menonjol, dan di pihak lain kemiskinan yang meluas serta terjadi pemberontakan dari kaum proletar. Kondisi ini pernah terjadi di kota Konstantinopel pada abad ke 10 dan di kota New York pada saat sekarang.
5. Tyranopolis
Pada kondisi ini kota yang sudah sangat besar yang terjadi ketimpangan yang luas berupa degenerasi dan korupsi. Moral pada penduduknya merosot, ada relasi kuat antar politik, ekonomi, kriminalitas, dan disamping itu kekuatan kaum proletar merupakan kekuatan yang tidak dianggap remeh. Kondisi ini juga berupa tingkat kriminalitas yang tinggi, buruknya pelayan publik, kemacetan, serta situasi yang buruk dalam perdagangan dan militer. Artinya pada kondisi ini kota dikuasi oleh pemimpin yang tiran yang menyebabkan kota menjadi buruk.
6. Necropolis
Kata Necro berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti bangkai. Pada kondisi ini peradaban kota runtuh dan menjadi bangkai. Bentuk ini pernah terjadi di kota Babilonia yang peradaban kota runtuh dan hilang dari muka bumi, seakan-akan tidak pernah ada akan tetapi tercatat dalam sejarah kalau kota ini ada dahulunya.
Referensi
Nasrullah Jamaludin, Adon. 2015. SOSIOLOGI PERKOTAAN, Memahami Masyarakat Kota dan Problematikanya. Pustaka Setia. Bandung
Lewis Mumford. Wikipedia (dalam bahasa inggris). diakses 2024-04-02