1. Pengertian Sosiologi Perkotaan
Sosiologi perkotaan merupakan cabang dari ilmu sosiologi. Apabila berangkat dari sosiologi maka pengertian dari sosiologi itu sendiri penting untuk diketahui. Sosiologi pertama kali dikemukakan oleh Augus Comte (1797-1857) yang berasal dari bahasa Latin socius dan logos. Socius berarti “teman” dan logos berarti “cerita”. Dari pendapat ini disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang masyarakat serta expositions yang timbul dari hubungan sosial dalam masyarakat, dimana hubungan sosial diwujudkan dalam struktur sosial yang merupakan keseluruhan jalinan antara unsur – unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah sosial (norma sosial), lembaga sosial, kelompok sosial, serta lapisan sosial.
Sedangkan kota memiliki pengertian sebuah permukiman yang besar, padat, cenderung permanen, serta berpenduduk heterogen dan memiliki jumlah penduduk yang relatif besar. Kawasan yang bersifat kekotaan atau berkaitan dengan kota disebut sebagai urban. Istilah urban mengacu pada yang padat penduduknya dan memiliki karakteristik lingkungan buatan manusia, adanya aktivitas perdagangan atau jasa, dan biasanya terdapat industrialisasi berskala tinggi yang menghasilkan berbagai lapangan kerja. Kota merupakan pusat pergerakan (Williams, 2012), dan memiliki pengaturan kegiatan objek dan pemanfaatan ruang pada sebuah area secara kompleks dengan sistem kontrol parsial multi aspek. Aspek sosiologi, ekonomi, geografi, budaya, sejarah, seni, lanskap dan antropologi memiliki peran dalam pembentukan kota. Berbagai aspek tersebut dapat mempengaruhi desain sebuah kota dan membentuk gaya hidup masyarakat yang berinteraksi di dalamnya (Pasaribu, 2020). Diantara berbagai aspek tersebut, aspek kontrol sosial yang paling dominan dan menjadi kunci pertumbuhan kota, diantaranya kondisi sosiopolitik dan sikap budaya yang bervariasi, dari individu ke individu lainnya, atau dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kota dapat tumbuh, berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan keunikan masing-masing, yang dipengaruhi oleh realitas tempat, sejarah, kebutuhan masyarakat, tradisi, nilai, rasa, politik dan ekonomi yang ada di dalamnya
Jadi sosiologi perkotaan bisa disimpulan merupakan sebuah cabang dari ilmu utama sosiologi yang dikembangkan dengan seiringnya pemahaman dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli mengenai masyarakat perkotaan. Membahas lebih detail mengenai segala aktivitas sosial, ekonomi, keagamaan, dan lainnya yang ada di dalam masyarakat perkotaan tersebut merupakan sebuah kajian mengenai seluk beluk masyarakat yang ada di wilayah perkotaan atau metropolitan
2. Ruang Lingkup Sosiologi Perkotaan
Jika berbicara tentang ruang lingkup sosiologi perkotaan maka akan sangan luas. Namun ada beberapa fokus dari ruang lingkup sosiologi perkotaan, yaitu:
- Sejarah pertumbuhan kota
- Perbedaan masyarakat kota dan desa
- Institusi perkotaan,
- Konflik sosial
- Pengangguran
- Pekerjaan atau mata pencaharian masyarakat kota
- Masalah lapangan pekerjaan
- Keadaan lingkungan sosial perkotaan
- Kemiskinan
- Pola hubungan sosial masyarakat kota
- Diferensiasi sosial
- Pelapisan sosial, dan lainnya.
Referensi
- Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia, 247
- Jamaludin, A. N. (2015). Sosiologi Perkotaan Memahami Masyarakat Kota dan Problematikanya. Sosiologi Perkotaan, 2(2), 474.
- Weeks, J. R. (2010). Defining urban areas. Remote Sensing and Digital Image Processing, 10(July), 33–45. https://doi.org/10.1007/978-1- 4020-4385-7_3
- Williams, A. (2012). What is a city? Architectural Design, 82(1), 66–69.