Tan Malaka: Pemikiran dan Tindakan

Back
Next

Pahlawan Yang Terlupakan

Gunung Wilis, 21 Februari 1949, Tan Malaka ditangkap dan ditembak oleh satuan Tentara Nasional Indonesia tanpa adanya vonis pengadilan. Miris ketika menyadari fakta bahwa Tan Malaka wafat ditangan bangsanya sendiri (Poeze, 2014: 201).

Kematian Tan Malaka justru menjadi hal tabu dan ditutup rapat-rapat oleh rezim yang berkuasa. Citra perjuangan Tan Malaka yang bergerak di arus ‘kiri’ ketika masa pergerakan serta posisinya sebagai oposan pada masa awal kemerdekaan menjadi alasan penting hilangnya nama Tan Malaka dalam wacana kehidupan bangsa sejak periode Republik Indonesia Serikat hingga orde baru. Akibatnya, fakta kematian Tan Malaka disembunyikan. Sementara itu narasi sejarah resmi pemerintah tidak memberikan tempat bagi Tan Malaka (Poeze, 2008: 155-156).

Keruntuhan rezim orde baru pada pertengahan 1998 membawa semangat rehabilitasi nama Tan Malaka. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan kuantitas penerbitan serta penelitian sejarah Tan Malaka. Motif dari penerbitan tulisan Tan Malaka tersebut secara umum dapat dipandang dari dua aspek yaitu: (a) upaya rehabilitasi nama Tan Malaka; (b) upaya memahami pemikiran Tan Malaka sebagai jalan bagi penyelesaian permasalahan kontemporer bangsa.

Back
Next